Karjawati (dalam Widiyanti, 2010 :1 ) menyatakan bahwa outdoor
mathematics adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas
untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujun untuk mengakrabkan
siswa dengan lingkungannya. Menurut Meier “Pelajaran matematika akan sangat
bermakna jika siswa dibawa ke luar ruangan dan memulai untuk menggunakan
matematika sebagai alat untuk belajar”, (dalam Rusdi dan Susanta, 2007:4).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan di sekitar
siswa dapat dijadikan sumber belajar.
Menurut Krismanto (2003:9)
“Kegiatan pembelajaran matematika luar kelas ini sebaiknya dilakukan dalam
kelompok. Menurut Lie (2007:12) “sistem pembelajaran kelompok ini memberi
kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama denmgan sesama siswa dalam
tugas-tugas yang terstruktur, selain itu dengan bekerjasama dalam kelompok siswa dapat saling mengajarkan dengan siswa
lain.
2. Kelebihan dan Kekurangan Outdoor Mathematics
Menurut Sanjaya (2008:249) keunggulan dan kelemahan dari
pembelajaran outdoor mathematics antara lain:
Keunggulannya:
1. Proses pembelajaran menjadi menyenangkan
1. Proses pembelajaran menjadi menyenangkan
2. Siswa tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah
kepercayaan untuk berfikir sendiri
3. Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan.
4. Dapat memberdayakan tanggung jawab siswa dalam belajar
5. Meningkatkan motivasi dan rangsangan untuk berfikir
Kelemahannya
1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, dan memerlukan
lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
2. Membutuhkan waktu dan ketelitian dalam menilai keaktifan individu.
3. Mengembangkan kesadaran kerja secara berkelompok memrelukan waktu
yang lama
4. Dengan leluasanya pembelajaran maka apabila keleluasaan tersebut
tidak optimal maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Langkah-langkah pembelajaran Outdoor Mathematics yaitu :
Pendahuluan
1. Menyebutkan tujuan pembelajaran
2. Menyebutkan manfaat apa yang akan diperoleh siswa dari pembelajaran.
3. Membagi siswa dalam kelompok.
4. Menentukan tugas masing-masing kelompok.
5. Menentukan / membagi waktu.
Pengembangan
1. Siswa secara berkelompok melaksanakan tugas yang telah diberikan,
yaitu setiap kelompok mencari benda-benda yang termasuk bangun ruang dan
mencatatnya di buku tulis.
2. Guru memantau kegiatan siswa dalam setiap kelompok. Jika ada
kelompok yang kurang aktif guru memotivasinya.
3. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa kembali ke dalam kelas.
4. Secara berkelompok siswa mengerjakan tugas lanjutan yang diberikan
guru.
5. Siswa berkeliling melihat hasil kerja kelompok lain dan menanyakan
hal-hal yang kurang sesuai.
6. Guru mencatat kelompok mana yang hasilnya kurang.
7. Dua siswa yang menunggu hasil kerja kelompoknya akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari kelompok lain, dan mencatatnya jika pertanyaan itu
tidak bisa dijawab untuk didiskusikan pada saat nantinya.
8. Setelah selesai waktunya siswa kembali ke kelompoknya masing-masing
untuk mendiskusikan pertanyaan kelompok lain.
9. Wakil dari kelompok menjawab pertanyaan kelompok lain yang belum
terpecahkan.
10. Setelah waktunya selesai, guru memberikan revisi atau penguatan
kepada kelompok secara klasikal dan diharapkan siswa belajar dari kesalahannya.
Penerapan
1. Secara indivudu dalam kelompok siswa mengerjakan soal-soal yang
diberikan. Jika mengalami kesulitan dapat bertanya kepada siswa lain dalam
kelompoknya.
2. Guru berkeliling, jika ada masalah individual segera dipecahkan
dalam kelompok, jika adalah masalah umum direvisi secara klasikal.
Penutup
1. Secara klasikal guru menekankan mater-materi penting yang baru
dipelajari.
Memberi
tugas rumah/PR.
Wahhh, uraian dalam artikelnya sangat bermanfaat Sob. Karena setelah membaca artikel ini akhirnya saya mendapatkan sebuah ilmu baru. Terimakasih, salam kenal, dan salam berbagi.
BalasHapusmaaf, kira-kjira buku sumber yang di gunakann apa ya??? krn saya juga bermaksud ingin mengangkat metode ini untuk penelitian saya. mohon bantuannya ya. :)
BalasHapus