Penggunaan Public Speaking dalam pembelajaran

Istilah public speaking sebenarnya lebih terkenal untuk para pembawa acara, para juru bicara ataupun staf-staf perusahaan swasta yang melibatkan aktifitas komunikasi sebagai nilai jual. Dalam dunia pendidikan itu sendiri, public speaking tak begitu tenar bahkan cenderung tidak di indahkan. Walaupun secara tanpa sadar penggunaan public speaking sering kali diaplikasikan didalamnya. 


Secara sederhana public speaking diartikan sebagai kemampuan berbicara di muka umum. Namun perlu kita pahami, sebenarnya pengertian public spaeaking tidak sesederhana itu. Istilah kemampuan memiliki banyak makna, karena kemampuan berbicara di muka umum itu mencakup berbagai aspek, bukan hanya sekedar berbicara, tetapi lebih dari itu.

Untuk bisa memahami dengan baik apa itu public speaking, saya akan coba kutipkan pendapat Charles Bonar Sirait dalam bukunya yang berjudul The Power Of Public Speaking mengatakan bahwa “public speaking adalah rangkaian cara berpikir dan pengumpulan seluruh talenta manusia atas pengalaman masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang kemudian dipadukan dengan etika, pola berperilaku, ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, analisa keadaan dan faktor lainnya, lalu dikemas dalam bentuk kalimat atau ucapan yang mengandung makna strategi komunikasi dibaliknya untuk mencapai sebuah tujuan”.

Jika kita cermati pernyataan charles bonar sirait, jelas bahwa dalam berbagai proses pembelajaran para guru senantiasa bersinggungan dengan public speaking. Hanya saja public speaking yang diaplikasikan seorang guru didalam kelas tentu tidak semahir sang public speaker. 

Pengetahuan public speaking dan penerapannya didalam kelas merupakan nilai plus bagi seorang guru.  Sebaliknya jika seorang guru melewatkan public speaking dalam kelasnya maka akan membuat nilai minus.Terutama dalam management kelas dan hal ini lah yang terkadang menjadi batu sandungan sekaligus miskonsepsi tentang berbagai permasalahan yang terjadi didalam kelas. Pada sebagian besar artikel ilmiah, skipsi atau isu-isu pendidikan permasalahan tersebut dipandang sebagai kesalahan siswa yaitu faktor "motivasi yang rendah". Padahal sebenarnya tidaklah demikian. Berbagai permasalahan didalam kelas ternyata lebih berakar pada kemampuan seorang guru dalam memfasilitasi kelas. Dan salah satunya adalah kemampuan public speaking yang rendah. Tak heran jika para siswa tak memiliki ketertarikan terhadap proses pembelajaran. 

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Richard West & Lynn H. Turner di Amerika Serikat. mempelajari public speaking dan komunikasi secara umum sangat penting, ketika seseorang berbicara di hadapan sebuah kelompok, informasi itu akan bergema melampaui kelompok tersebut. 

Dalam public speaking itu sendiri dipelajari berbagai hal seperti intonasi, penampilan, cara bicara, cara menyita perhatian umum dan banyak lagi yang lainnya yang pada intinya kemampuan-kemampuan tersebut sangat penting untuk dikuasai oleh seorang guru. Antara guru yang menerapkan public speaking dan yang tidak menerapkannya sangat jelas sekali perbedaannya. Dalam public speaking meminta seseorang dilakukan dengan membuka telapak tangan dengan rasa penuh hormat. Sedangkan pada umumnya para guru meminta para siswa dengan menunjuk matanya dan menggunakan kalimat perintah.  Walaupun tidak seluruh guru melakukannya tetapi mayoritas menerapkan sikap tersebut didalam kelas. Dan kembali lagi bahwa rendahnya kemampuan public speaking ternyata berefek negatif bagi proses pembelajaran.

Tanpa bermaksud menggurui karena berbagi itu indah. 

 






Komentar

Posting Komentar