Pembelajaran yang tematik terpadu adalah Pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema. Pembelajaran tersebut memberikan pengalaman bermakna kepada siswa secara utuh.
Dalam pelaksanaannya pelajaran yang diajarkan oleh guru di Sekolah Dasar
diintegrasikan melalui tema-tema yang telah ditetapkan.
Pendekatan Saintifik
Pendekatan Saintifik adalah pembelajaran yang
mendorong anak untuk melakukan keterampilan-keterampilan ilmiah berikut :
- mengamati;
- menanya;
- mengumpulkan informasi;
- mengasosiasi; dan
- mengkomunikasikan.
Anaklah yang harus aktif melakukan keterampilan
ilmiah di atas ( bukan gurunya)
- Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas
dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui
kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
- Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan
secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah
dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik
untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan
objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep,
prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat
faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Dari situasi di mana peserta didik dilatih
menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk
mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan
pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah
pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta
didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang
lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang
ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
- Mengumpulkan informasi/eksperimen
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali
dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk
itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena
atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan
tersebut terkumpul sejumlah informasi. Anak perlu dibiasakan untuk menghubung-hubungkan antara informasi
satu dengan yang lain, untuk mengambil kesimpulan. Anak perlu dihadapkan dengan sekumpulan fakta yang memiliki unsur kesamaan
agar ditemukan polanya.
- Mengasosiasikan/mengolah informasi
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan
berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi
dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan
mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
Kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari
yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
- Mengkomunikasikan
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta
didik tersebut. Anak perlu
dibiasakan untuk mengemukakan dan mengkomunikasikan ide, pengalaman, dan hasil
belajarnya kepada orang lain ( teman atau guru bahkan orang luar )’
Pendekatan saintifik ini biasanya tampak
jelas ketika siswa terlibat dalam model pembelajaran tertentu, yaitu (1) Project Based Learning, (2) Problem Based Learning, dan (3) Discovery Learning.
Project Based Learning
Project Based Learning atau kalau dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis
Proyek . berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek:
Sesuai dengan namanya . Project Based Learning, maka siswa belajar dari melakukan proyek. Karena itu, kalau ingin menyelenggarakan Project Based Learning, harus ada proyek dulu yang ingin
dikerjakan. Misalnya ada proyek penghijauan atau Pembuatan Kebun Tanaman Obat
Keluarga, atau Renovasi Ruang Kelas dll.
Ketika melakukan proyek penghijauan , misalnya siswa belajar tentang
IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, IPS dan mata pelajaran lain . Dengan
mencatat perkembangan perkembangan tumbuhan yang ditanam dalam proyek
penghijauan tersebut, anak belajar matematika. Dengan mencatat ukuranan bentuk
dari daun dan aspek lain dari
tanaman yang ditanam , anak belajar IPA dan sekaligus matematika. Dengan
menganalisis pertumbuhan serta mencatat dan melaporkan hasilnya kepada teman,
guru atau pihak lain, anak belajar bahasa Inonesia. Demikianlah seterusnya.
Catatan :
Pembelajaran berbasis proyek biasanya dilaksanakan dalam periode
waktu yang lama. Minimal satu minggu penuh, bahkan bisa satu bulan, atau satu
semester.
Karena itu pembelajaran berbasis proyek tidak dimaksudkan untuk
menggantikan kegiatan kegiatan pembelajaran yang sudah ada di dalam Buku Siswa
dan Buku Pedoman Guru. Pembelajaran Berbasis Proyek tersebut
disarankan untuk diterapkan di kelas 4 dan pada setiap
minggu keempat dari satu tema.
Problem Based Learning
Problem Based Learning atau dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah. berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah:
Sesuai dengan namanya, Problem Based Learning adalah pembelajaran yang diperoleh dari usaha untuk pemecahan
masalah. Karena itu, kalau ingin menggunakan Problem Based Learning maka pertama kali yang harus ada adalah masalah.
Masalah adalah sesuatu yang ingin kita selesaikan tetapi tidak ada
rumus atau cara yang serta merta
dapat digunakan untuk menyelesaikannya. Masalah misalnya adalah “ Cat apa yang harus kita gunakan agar ruang yang kita
rehab ini tampak kelihatan bagus, awet, tetapi harganya harus semurah mungkin?“
Dengan menyelidiki harga cat yang tersedia di lapangan, daya tahan
dan kekuatannya, komposisi bahan cat, kesesuaian dengan kondidsi geografis
ruangan yang akan dicat, dan lain-lain, anak-anak belajar Matematika. IPA, IPS,
Bahasa Indonesia dan lain-lain.
Catatan :
Sebagaimana Pembelajaran Berbasis Proyek, maka Pembelajaran Berbasis
Masalah biasanya juga dilaksanakan dalam periode waktu yang lama. Minimal satu
minggu penuh, bahkan bisa satu bulan, atau satu semester.
Karena itu, Pembelajaran Berbasis Masalah tidak dimaksudkan untuk
menggantikan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sudah ada di dalam Buku Siswa
dan Buku Pedoman Guru.
Pembelajaran Berbasis Masalah disarankan untuk diterapkan di kelas 4
dan pada setiap minggu ke empat
dari suatu tema.
Discovery Learning
Discovery Learning atau dalam
bahasa Indonesia disebut Metode Penemuan. berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran pada metode discovery learning:
Sesuai dengan namanya, maka di dalam pembelajran dengan metode
penemuan , peserta didik dituntut
untuk menemukan sesuatu. Biasanya sesuatu yang ditemukan itu adalah konsep. Artinya
dengan belajar penemuan, anak-anak tidak diberi tahu terlebih dahulu konsepnya, dan setelah mereka mengamati, menanya,
menalar, dan mencipta serta mencoba mereka akhirnya menemukan konsep itu.
Sebagai contoh, ketika
kita mengajarkan bilangan prima
dengan metode penemuan, maka yang akan diberikan mula-mula kepada peserta didik peserta didik
adalah beberapa contoh dan bukan contoh dari prima. Setelah dipandang cukup
memadai, peserta didik diminta
untuk mengumpulkan contoh-contoh
dari bilangan prima itu, dan menemukan polanya serta menyimpulkan apa yang
dimaksud dengan bilangan prima. Jadi definisi bilangan prima, kalau dengan
metode penemuan ini, ditemukan oleh peserta didik , bukan hasil dari diberi tahu guru atau membaca definisi
di buku.
Catatan :
Pembelajaran dengan Metode Penemuan merupakan metode yang tidak
menuntut waktu yang lama. Ia bisa digunakan dalam satu kali tatap muka.
Berdasarkan uraian di atas Pendekatan Saintifik seharusnya tampak
jelas di dalam buku siswa dan buku pedoman guru. Karena itu , kalau di dalam
buku siswa dan buku pegangan guru tersebut pendekatan saintifiknya masih belum terlihat dengan jelas, tugas guru adalah
bagaimana menyesuaikan buku siswa dan buku guru tersebut sehingga pendekatan saintifik itu terlihat jelas.
Dari model-model pembelajaran yang telah diuraikan di atas , model
pembelajaran dengan metode penemuan bisa diterapkan untuk kegiatan sehari-hari.
Sedangkan Project Based Learning
dan Problem Based Learning lebih cocok digunakan untuk kelas 4, dalam minggu ke-4 dalam temanya.
Komentar
Posting Komentar