Bingung?????

Beberapa menit membaca sebuah artikel tentang pendidikan berbasis karakter ternyata membuat saya semakin bingung tentang konsep utama pendidikan karakter di negeri ini. jika sebelumnya saya sedikit protes tentang pendidikan karakter, setelah membaca artikel yang cukup lengkap tersebut saya semakin ingin mengajukan banyak ketidak setujuan. 

1. dalam RPP dijabarkan segala hal terkait proses pembelajaran yang dilakukan didalam kelas. termasuk sistem penilaian hasil belajar siswa. lantas bagaimana dengan sistem penilaian karakter atau paling tidak cara mengukur keberhasilan seorang guru dalam membina karakter siswa? karena dari berbagai format dan contoh yang saya temukan, ternyata tak ada satu pun format yang memberikan keterangan tentang cara-cara untuk mengukur keberhasilan seorang guru dalam pembinaan karakter siswa.

2. secara sederhana, banyak artikel menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya preventif dalam mengatasi degradasi moral yang terjadi di negeri ini. seperti budaya sopan santun yang mulai luntur, kejujuran yang mulai punah hingga dikait-kaitkan dengan kasus korupsi.
jika demikian berarti ruang lingkup perbaikan yang dilakukan harus terkait dengan banyak bidang. tapi kenapa seolah tanggung jawab tersebut hanya di emban oleh sektor pendidikan saja. 

3. pendidikan karakter juga diklaim sebagai upaya dalam menumbuhkan karakter positif dalam tubuh generasi penerus bangsa yang seolah-olah merupakan penemuan baru dalam dunia pendidikan. bukankah sejatinya seorang guru adalah pendidik. toh tanpa kurikulum berkarakter, seorang guru akan tetap membina dan mengembangkan karakter siswa. tanpa di komando saya rasa setiap guru akan senantiasa berusaha menanamkan karakter baik bagi siswa nya. 

4. kita semua tahu bahwa jam siswa di luar sekolah lebih banyak. artinya jelas bahwa interaksi sosial dan pendidikan yang sesungguhnya, justru terjadi di luar jam sekolah. para siswa lebih dipengaruhi oleh lingkungan dan kondisi dalam keluarganya ketimbang oleh keadaan sekolah. dan jelas bahwa sebanyak dan sepaham apapun seorang siswa di sekolah tentang karakter. tetapi saat di luar sekolah, semua itu harus di buang jauh-jauh karena kondisi yang ada di luar sekolah ternyata begitu berbeda dengan yang ada di sekolah. mengapa kebijakan perubahan kurikulum tidak di imbangi oleh kebijakan sosial masyarakat. dan tak pernah ada program pendidikan karakter dalam keluarga. 

5. argument para pembuat kebijakan begitu jelas menyatakan bahwa perubahan kurikulum itu harus dilakukan karena ilmu pengetahuan terus berkembang dan zaman terus saja maju serta masalah-masalah pendidikan yang semakin rumit. tetapi anehnya di negeri ini justru perubahan itulah penyebab utama timbulnya masalah-masalah tersebut. di negara-negara tetangga perubahan kurikulum atau sistem pendidikan dilakukan untuk mengatasi permasalahan. tetapi di negeri ini justru terbalik. perubahan kebijakan itulah yang justru pada akhirnya melahirkan masalah-masalah baru.

bukankah sebaiknya kita fokus pada satu kurikulum dan melakukan perbaikan secara terus menerus untuk satu kurikulum tersebut. alasan peningkatan dan perbaikan bukan berarti harus ganti kurikulum kan!!!!

bisa kita bayangkan jika UUD 45 terjadi seperti kurikulum pendidikan. setiap lima tahun sekali UUD kita akan berubah konsep. para penegak hukum tentu akan kelimpungan dan kebijakan pun akan tumpang tindih acak-acakan tak menentu.  

itulah yang terjadi dengan kurikulum di negeri ini.

Komentar