
Kejujuran adalah fitrah manusia.
Manusia, betapapun bejat akhlaknya, tetap mencintai kejujuran. Seorang penjahat
sungguh tidah pernah menginginkan anaknya menjadi penjahat. Seorang penipu
tidak tidak pernah terlintas ingin agar anaknya menjadi penipu juga. Bahkan
seorang koruptor juga tidak ingin anaknya melanjutkan karir sebagai koruptor.
Mereka yang tidak jujur
sebenarnya merasakan bersalah. Mereka kemudian menyalahkan keadaan, blaming the
others. Seperti menyalahkan punya anak banyak, punya istri banyak,
teman-temannya juga korup, keadaan yang memaksa, kalau tidak korup tidak akan
langgeng menduduki jabatan karena jabatan itu manjadi transaksi korupsi.
Kenapa korupsi merajalela? Karena
moral dan kejujuran sudah tidak dibudayakan, moral dan kejujuran sebagai hiasan
dan formalitas saja. Nama boleh saja diawali haji, K.H, Dr, S.H apalagi
gelar-gelar yang mencerminkan manusia berpendidikan dan mengerti apa itu
etika-kaidah benar atau salah, tapi kalau sudah berdekatan dengan masalah uang,
langsung meleleh, berubah warna dan pudar.
Manusia juga sesungguhnya
menyukai cara-cara yang instan dan cepat untuk mencapai tujuannya, sehingga,
demi mancapai tujuan cara apapun dapat ditempuh.apakah bertentang dengan moran
dan ajaran agama atau tidak, itu tidak menjadi penting lagi. Yang penting
adalah bagaimana mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dalam tempo
sesingkat-singkatnya. Masalah orang lain menderita kerugian, itu urusan lain.
Sekilas ketidakjujuran justru
awal dari sebuah kejatuhan. Tidak saja kejatuhan moral, integritas, tetapi juga
kejatuha ruhani. Bahkan bisa dikatakan kebangkrutan ruhani. Kalau terus-menerus
tidak jujur, lama kelamaan akan hancur.
Jalan kejujuran itu mirip dengan
istilah jalan yang benar. Jalan yang benar bukan berarti lurus seperti jalan
tol. Tapi, bisa jadi jalan yang benar itu bekelok-kelok. Semntara,
ketidakjujuran itu lebih mirip jalan pintas yang cepat mengantarkan seseorang
tapi membahayakan. Ketidakjujuran terlihat luarnya menguntungkan, tetapi
sesungguhnya merugikan, karena mengorbankan sesuatu yang paling berharga
sebagai manusia, conscience atau hati nurani. Orang yang tidak jujur selalu
bertentangan dan bertarung dengan dirinya. Karenanya dia tidak akan pernah
merasakan kepuasan dan kebahagiaan hidup.
Sekali seseorang berlaku tidak
jujur, maka dia juga akan melakukan hal yang sama untuk kasus-kasus lainnya.
Jadi, ketidakjujuran juga ibarat bara api yang akan membakar seluruh gulung
kayu. Jadi, jangan berusaha tidak jujur meski hanya sekali.
Source : little sufi books
Komentar
Posting Komentar