Konseling traumatik adalah upaya konselor untuk membantu klien yang mengalami trauma melalui proses hubungan pribadi sehingga klien dapat memahami diri sehubungan dengan masalah trauma yang di alaminya dan berusaha untuk mengatasinya sebaik mungkin.
konseling traumatik ini berbeda dengan dengan konseling biasa. Perbedaan itu terletak pada waktu, aktifitas dan tujuan. Dilihat dari segi waktu, konseling traumatik pada umumnya memerlukan waktu lebih pendek dibandingkan dengan konseling biasa. konseling traumatik memerlukan waktu satu hingga enam sesi. adapun konseling biasa pada umumnya memerluka waktu satu hinga dua puluh sesi.
dilihat dari segi fokus, konseling traumatik lebih menekankan pada satu masalah, yaitu trauma yang terjadi dan dirasakan sekarang. adapun konseling biasa, pada umumnya suka menghubungkan satu masalah klien dengan masalah lainnya. seperti latar belakang klien, proses ketidaksadaran klien, interpretasi klien, konflik antar pribadi klien, tekanan karier klien, masalah komunikasi klien dan lainnya.
dilihat dari aktifitas, konseling traumatik lebih banyak melibatkan banyak orang dalam membantu klien dan yang lebih banyak aktif adalah konselor. konselor berusaha mengarahkan, mensugesti, memberi saran, mencari dukungan dan lain-lain.
dilihat dari tujuan, konseling traumatik lebih menekankan pada pulihnya kembali klien pada keadaan semula seperti sebelum trauma dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang baru.
secara lebih spesifik, muro dan kottman (1995) menyebutkan bahwa tujuan konseling traumatik adalah:
1. berpikir realistis, bahwa trauma adalah bagian dari kehidupan
2. memperoleh pemahaman tentang peristiwa dan situasi yang menimbulkan trauma
3. memahami dan menerima perasaan yang berhubungan dengan trauma
4. belajar keterampilan baru untuk mengatasi trauma
Trauma |
konseling traumatik ini berbeda dengan dengan konseling biasa. Perbedaan itu terletak pada waktu, aktifitas dan tujuan. Dilihat dari segi waktu, konseling traumatik pada umumnya memerlukan waktu lebih pendek dibandingkan dengan konseling biasa. konseling traumatik memerlukan waktu satu hingga enam sesi. adapun konseling biasa pada umumnya memerluka waktu satu hinga dua puluh sesi.
dilihat dari segi fokus, konseling traumatik lebih menekankan pada satu masalah, yaitu trauma yang terjadi dan dirasakan sekarang. adapun konseling biasa, pada umumnya suka menghubungkan satu masalah klien dengan masalah lainnya. seperti latar belakang klien, proses ketidaksadaran klien, interpretasi klien, konflik antar pribadi klien, tekanan karier klien, masalah komunikasi klien dan lainnya.
dilihat dari aktifitas, konseling traumatik lebih banyak melibatkan banyak orang dalam membantu klien dan yang lebih banyak aktif adalah konselor. konselor berusaha mengarahkan, mensugesti, memberi saran, mencari dukungan dan lain-lain.
dilihat dari tujuan, konseling traumatik lebih menekankan pada pulihnya kembali klien pada keadaan semula seperti sebelum trauma dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang baru.
secara lebih spesifik, muro dan kottman (1995) menyebutkan bahwa tujuan konseling traumatik adalah:
1. berpikir realistis, bahwa trauma adalah bagian dari kehidupan
2. memperoleh pemahaman tentang peristiwa dan situasi yang menimbulkan trauma
3. memahami dan menerima perasaan yang berhubungan dengan trauma
4. belajar keterampilan baru untuk mengatasi trauma
Komentar
Posting Komentar