Teori graphic organizer dalam metode pembelajaran biologi

Graphic Organizer adalah alat komunikasi visual yang menggunakan simbol-simbol visual untuk mengekspresikan ide-ide dan konsep, untuk menyampaikan makna. Graphic Organizer adalah media pembelajaran yang mengordinasikan ide-ide dan konsep-konsep kedalam bentuk visual. Graphic Organizer terbuat dari garis-garis, panah-panah dan lingkaran yang menampilkan hubungan antar ide pokok. Menurut Steven Wills (2005:5), “The Graphic Organizer has its roots in Schema Theory,artinya “Graphic Organizer berakar pada teori skema” saat peserta didik mempelajari sesuatu yang baru, mereka diharapkan dapat menggunakan apa yang dipelajarinya itu untuk pengetahuan berikutnya. 

Hal ini jelas berarti bahwa pengetahuan yang peserta didik dapatkan, harus disimpan dalam bentuk yang sistematis dan hirarki sebagai upaya mengorganisasi berbagai pengetahuan yang di dapat. Hal senada juga diutarakan oleh Slavin (2005:19), people encode, store, and retrieve learned information based on this hierarchy. Artinya “seseorang mengkodekan, menyimpan dan menggunakan informasi atau pengetahuannya kembali secara hirarki”.

Menilik kembali penelitian tahun 1980 sampai 1991 Hudson (1993) menyimpulkan gambaran visual dapat mengimplementasikan pada beberapa fase lingkaran instruksi. Itu berarti bahwa, tanpa instruksi dari guru tentang bagaimana cara menggunakannya, Graphic Organizer tidak akan menjadi media pembelajaran yang efisien. Maka dalam menggunakan Graphic Organizer sebagai media belajar, akan lebih baik jika ada kerja sama antara guru dan siswa. 

Dari pengertian Graphic Organizer di atas dapat disimpulkan bahwa Graphic Organizer adalah salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Berupa garis, lingkaran, panah atau pun gambar yang berfungsi untuk menampilkan bentuk visual dari ide atau gagasan yang siswa miliki. Hal ini penting sebagai sebuah upaya dalam mengorganisasi berbagai pengetahuan yang mereka dapatkan dalam bentuk yang hirarki dan sistematis. Seperti contoh Graphic Organizer dibawah ini.  

teori graphic organizer


Bentuk Graphic Organizer tersebut merupakan bentuk yang sederhana yang terdiri dari garis dan panah yang berfungsi untuk menggambarkan keterangan rinci atau faktor-faktor dari materi pelajaran yang sedang dibahas secara sistematis dan saling terkait. Selain bentuk yang sederhana, media Graphic Organizer sendiri telah dikembangkan dalam beragam bentuk yang indah dan menarik serta memiliki banyak warna untuk menarik minat dan motivasi dari para peserta didik dalam belajar Biologi. Seperti contoh dibawah ini  

teori graphic organizer 2


Gambar Fishbone dan Book butterfly adalah pengembangan konsep dasar Graphic Organizer sederhana yang hanya terdiri dari garis-garis dan panah-panah menjadi bentuk-bentuk yang indah dan menarik. Hal ini dimaksudkan agar siswa merasakan ketertarikan dalam belajar sehingga tercipta pengalaman belajar yang bermakna. 

Sistematisasi dan keterkaitan-keterkaitan rinci dalam suatu pelajaran biologi sangatlah penting. Jika tidak maka siswa akan merasa seperti dijejali oleh berbagai pengetahuan yang dia sendiri bingung untuk menampungnya. Hal senada juga dinyatakan oleh Sumiati (2009:49) “pembelajaran merupakan upaya untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan mengolah informasi dan menggunakannya secara sistematis untuk menguasai kompetensi tertentu”

Media Graphic Organizer membantu siswa dalam sistematisasi tersebut dan membuat keterkaitan-keterkaitan rinci dan rumit menjadi sesuatu yang sangat sederhana. Siswa tetap dapat fokus dengan banyaknya informasi dalam suatu  materi pelajaran dengan menerapkan media Graphic Organizer

2.      Macam-macam media pembelajaran Grafik Organizer
Menurut Mifflin (2012:1) Ada lima jenis utama dari Graphic Organizer yang dapat menjadi acuan dalam membuat media Graphic Organizer, yaitu :

a.      Bintang atau Web
Bintang atau web dapat digunakan untuk menampilkan atribut, contoh, definisi dan sesi brainstorming. Secara visual, bagan ini terlihat seperti jaring laba-laba atau bintang. 

b.      Pohon atau Peta
Pohon atau peta dapat digunakan untuk menunjukkan analisis, struktur, contoh, silsilah dan klasifikasi dan untuk brainstorming. Bentuk visual akan terlihat seperti pohon atau peta. 

c.       Bagan atau Matrix
Diagram atau Graphic Organizer matriks digunakan untuk menunjukkan perbandingan dan kontras. Hal ini dapat menunjukkan atribut dan dapat digunakan untuk evaluasi. Contohnya adalah diagram venn, Matriks perbandingan dan T-grafik. 

d.      Sketsa
Sketsa Graphic Organizer digunakan untuk menunjukkan struktur fisik, hubungan spasial, gambar visual, obyek dan deskripsi tempat. Ini bisa menjadi thumbnail kutulisi, sketsa longgar atau gambar rinci. 

e.       Rantai
Bentuk Graphic Organizer  rantai digunakan untuk menunjukkan proses, sebab dan akibat, efek urutan dan kronologi. grafis ini menunjukkan urutan kejadian.
Peneliti akan menggunakan jenis sketsa dan rantai untuk memperjelas perbedaan materi biotik dan abiotik serta hubungan mahluk hidup dalam suatu ekosistem.

3.      Penggunaan Media Graphic Organizer dalam pembelajaran
Wills (2012:4) menyatakan tiga cara utama guru dalam menggunakan Graphic Organizer sebagai media pembelajaran, Yaitu :

a.       Pendahuluan pembelajaran
Guru dapat menggunakan Graphic Organizer saat pendahuluan pembelajaran dengan cara menyediakan struktur untuk presentasi materi baru sambil menunjukkan hubungan antara ide-ide. Guru dapat memperoleh informasi dari siswa dengan membuat Graphic Organizer di papan tulis untuk mendapatkan ide yang akurat tentang pengetahuan siswa sebelumnya.

b.      Selama kegiatan inti berlangsung
Selama kegiatan inti berlangsung Graphic Organizer dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengisolasi, memproses dan mereorganisasi informasi kunci. Hal ini karena Graphic Organizer memungkinkan siswa untuk mendekati mata pelajaran kognitif karena mereka membantu pemikiran. Peserta didik harus mengambil peran aktif dalam belajar ketika memproses informasi dan reorganisasi. Memodifikasi struktur terorganisir informasi yang memberi siswa kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka sendiri. Hal ini juga memungkinkan siswa untuk membangun peta yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing. 

c.       Dalam kegiatan penutup
Siswa dapat membuat Graphic Organizer sendiri untuk mengisolasi dan mengatur konsep-konsep kunci. Teknik meringkas adalah alat untuk melihat apakah siswa dapat menafsirkan apa yang sedang diajarkan dalam bentuk yang akurat. Penggunaan Graphic Organizer dalam kegiatan penutup juga mendorong elaborasi. Jika seorang siswa dapat menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan apa yang telah dipelajari dan mengidentifikasi hubungan antara ide-ide, mereka secara aktif akan belajar lebih banyak dalam bentuk yang sesederhana mungkin dalam proses yang lebih menarik.
 
Ketika memperkenalkan siswa kepada Graphic Organizer baru, Anda harus menjelaskan tujuannya, memodelkan penggunaannya, dan menyediakan siswa dengan kesempatan untuk praktek yang dipandu oleh guru. Setelah siswa menjadi mengerti, paham dan menguasai bentuk-bentuk Graphic Organizer para peserta didik dapat membuat bentuk dan model Graphic Organizer nya sendiri. 

Hal ini dimaksudkan untuk mendorong para siswa agar memiliki kemandirian yang matang dalam menggunakan Graphic Organizer sebagai media belajar yang benar-benar dapat membantu mereka dalam memahami berbagai materi pembelajaran dengan minat dan karakter peserta didik masing-masing. 

Perkembangan bentuk Graphic Organizer sendiri ternyata banyak dipengaruhi oleh bentuk-bentuk yang dimodifikasi oleh para peserta didik. Penggunaan grafik organizer yang mandiri oleh para peserta didik merupakan kemampuan yang dapat menunjang kesuksesan siswa dalam proses pembelajaran.

4.      Kelebihan dan kekurangan media pembelajaran Grafik Organizer
Berdasarkan Hartman (2002) kelebihan dalam menggunakan Graphic Organizer adalah sebagai berikut:
a)                 Siswa dapat mengorganisasikan informasi dengan cara yang baik
b)                 Siswa dapat merangkum informasi secara mudah
c)                 Siswa fokus pada hubungan antar informasi
d)                 Siswa dapat mengungkapkan pendapat mereka secara mudah
e)                 Siswa dapat membuat sebuah gambaran tentang topic utama
f)                Grafik organizer dapat digunakan sebagai media yang menyenangkan dalam mengidentifikasi informasi untuk mengembangkan materi

Berdasarkan Hartman (2002) kelemahan dalam menggunakan Graphic Organizer adalah sebagai berikut:
a)                  Hasil akhir tidak tercatat secara lengkap
b)                  Siswa tidak dapat menuliskan kembali informasi secara lengkap.
Untuk meminimalisir kelemahan tersebut peneliti melakukan konfirmasi terhadap berbagai informasi yang diterima peserta didik untuk memastikan bahwa berbagai istilah atau definisi yang mereka pelajari tercatat atau terekam secara lengkap. Hal ini dilakukan dengan pengecekan langsung terhadap catatan siswa. 

5.      Langkah-Langkah Metode pembelajaran menggunakan media Graphic Organizer
Menurut Thomas (1999) berikut ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan Graphic Organizer
a)                       Guru menjelaskan tentang Graphic Organizer dan cara menggunakannya
b)                      Guru memberikan materi pada siswa
c)                       Peserta didik memahami materi
d)                      Peserta didik membuat Graphic Organizer secara individu/berkelompok
e)                       Peserta didik menyampaikan Graphic Organizer yang dibuatnya 
f)              Guru dan peserta didikberdiskusi tentang informasi dari materi dengan menggunakan bantuan Graphic Organizer

Komentar