- Sumber formal, yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan juga agama yang diakui Indonesia,
- Sumber literatur,
- Media massa, baik cetak maupun elektronik,
- Narasumber yang kompeten.
- Hasil
- Pembahasan
- Peranan media massa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan siswa di SMA Negeri 1 Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012 masuk dalam kategori cukup berperan, ini menunjukkan bahwa adanya peran media massa dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
- Minat belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa di SMA Negeri 1 Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012 masuk dalam kategori cukup berminat, yaitu dari 50 responden terdapat 35 responden (70%) menyatakan kategori cukup berminat, hal ini diantaranya dapat dilihat dari beberapa siswa yang memiliki literatur tambahan selain dari LKS yang disediakan oleh sekolah, dan juga beberapa materi yang mereka dapatkan dari browsing internet dan media cetak, ada juga siswa yang bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, kemudian guru tersebut memberikan solusi dari pertanyaan yang diajukan siswa, membuat siswa senang saat proses pembelajaran berlangsung.
- Berdasarkan hasil pengujian keeratan pengaruh yang dilakukan, diketahui ada peran signifikan antara media massa untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012. Ini dibuktikan dengan hasil perhitungan yang menggunakan rumus Chi Kuadrat bahwa x² hitung lebih besar dari x² tabel (x² hitung ≥ x² tabel ), yaitu 15,61 ≥ 9,49 pada taraf signifikan 5 % (0,05) dan derajat kebebasan = 4, serta mempunyai derajat keeratan pengaruh antar variabel dalam kategori berperan dengan koefisien kontingensi C = 0,59 dan koefisien kontingensi maksimum = 0,812. Berdasarkan perhitungan tersebut maka koefisien kontingensi C = 0,59, berada pada kategori berminat. Sehingga dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat peranan media massa untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012.
- Kepada Kepala Sekolah agar lebih memperhatikan fasilitas sekolah, bertujuan memberi kemudahan bagi siswa dalam mendukung kegiatan belajar. Fasilitas tersebut baik dari sarana dan prasarana sekolah.
- Kepada guru mata pelajaran diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dalam mengajar dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pendidikan siswa. Bentuk-bentuk kreativitas tersebut dapat berupa pemanfaatan kemajuan teknologi demi kebutuhan ilmu pengetahuan, dan juga menggunakan metode-metode bervariasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa jenuh ketika proses belajar berlangsung.
- Kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Pringsewu agar lebih memanfaatkan fasilitas yang sudah tersedia di lingkungan sekolah, sehingga materi yang diberikan oleh guru dapat diperjelas dengan sumber belajar di lingkungan sekolah, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Contoh makalah dan jurnal pendidikan media informasi dan komunikasi
Latar Belakang masalah
Latar Belakang masalah
Pada kehidupan sehari-hari, setiap manusia membutuhkan
media informasi dan komunikasi, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan
ekonomi. Saat ini sarana media massa sudah semakin berkembang, semua ini tidak
terlepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang juga arus globalisasi.
Kehadiran media massa sebagai sumber informasi dan
pengetahuan pada era globalisasi, membawa perubahan dan bergesernya peranan
guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai penyampai pesan atau
informasi. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi dalam
kegiatan pembelajaran siswa, akan tetapi siswa dapat memperoleh informasi
melalui media massa, baik media cetak maupun media elektronik, dan juga dari
internet.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu muatan
wajib dalam kurikulum pendidikan, baik di tingkat pendidikan dasar, pendidikan
menengah, hingga perguruan tinggi. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006
tentang standar isi ditegaskan bahwa : “Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia berkarakter, diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.
Djahiri (1992: 17) mengemukakan bahwa sumber
pembelajaran harus layak dan benar untuk mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan adalah :
Media massa sebagai sumber informasi yang digunakan
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan. Namun perlu disadari, bahwa tidak setiap
guru memiliki kemampuan dan keterampilan dalam pemanfaatan media
massa sebagai sumber belajar. Selain itu, masalah ketersediaan sarana dan
prasarana di setiap sekolah tidaklah sama. Pemanfaatan media massa sebagai
sumber belajar, kini mulai diterapkan di sekolah-sekolah, yang mempunyai
fasilitas mendukung, baik secara fisik maupun non fisik.
Permasalahan guru Pendidikan
Kewarganegaraan dalam proses pembelajaran adalah siswa cenderung pasif, dan
sebagian menganggap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sedikit
membosankan. Hal ini disebabkan masih rendahnya minat siswa terhadap mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta gaya belajar yang dilakukan guru
kurang menarik, masih berfokus terhadap metode ceramah dan hanya menggunakan
buku paket sebagai sumber belajar. Selain itu, bahwa tidak setiap guru
memiliki kemampuan dan keterampilan yang sama dalam pemanfaatan media massa
sebagai sumber belajar. Keadaan demikian yang akhirnya dapat menghambat
tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah.
Pada dasarnya dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, motivasi memiliki andil dan dapat menentukan berhasil atau
tidaknya suatu proses pembelajaran. Dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, siswa tidak hanya sebagai pendengar saja, akan tetapi ia
dituntut untuk aktif dan dilibatkan dalam proses pembelajaran.
Motivasi siswa dapat timbul dari dalam dirinya dan juga mendapat pengaruh dari luar. Untuk itu, guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu membangkitkan minat siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang inovasi dan juga memanfaatkan sumber-sumber belajar dalam lingkungan sekolah.
Motivasi siswa dapat timbul dari dalam dirinya dan juga mendapat pengaruh dari luar. Untuk itu, guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu membangkitkan minat siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang inovasi dan juga memanfaatkan sumber-sumber belajar dalam lingkungan sekolah.
Penelitian ini terfokus pada peranan media massa dalam
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SMA N 1 Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan
penelitian pendahuluan dilaksanakan di SMA N 1 Pringsewu, pengunaan
media massa sebagai sumber informasi belajar belum berjalan secara optimal.
Jenis-jenis sumber belajar yang digunakan dalam proses
pembelajaran, yaitu pemanfaatan media massa, terdiri dari media massa
elektronik dan media cetak. Media massa elektronik terdiri dari televisi, dan
fasilitas internet. Sedangkan media cetak, terdiri dari koran, majalah, dan
buku panduan lain di perpustakaan SMA N 1 Pringsewu.
Semua fasilitas media massa tersebut, diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran di SMA N 1 Pringsewu. Selain fasilitas tersebut, minat siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, juga mempengaruhi terhadap tingkat minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Semua fasilitas media massa tersebut, diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran di SMA N 1 Pringsewu. Selain fasilitas tersebut, minat siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, juga mempengaruhi terhadap tingkat minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Tinjauan Pustaka
Minat memegang peranaan sangat penting dalam kemampuan
berhasil atau tidaknya seseorang dalam berbagai bidang terutama dalam bidang
pendidikan, karena dapat menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Minat adalah
kecenderungan tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati dan dipelajari seseorang akan diperhatikan
terus-menerus, disertai dengan rasa senang.
Berdasarkan pengertian minat di atas, dapat didefinisikan bahwa
minat adalah kecenderungan jiwa yang menetap kepada diri seseorang dan
biasanya disertai dengan perasaan senang dan tertarik terhadap kegiatan atau
bidang tertentu. Minat belajar timbul atau muncul tidak secara tiba-tiba,
melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu
belajar atau bekerja, dengan kata lain, minat belajar dapat menjadi
penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan.
Pengertian belajar menurut para ahli psikologi dalam Oemar Hamalik
(2009: 40), “belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidup”.
J. Herbart dalam Oemar Hamalik (2009: 42), ”belajar adalah memperoleh
pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk
perangsang-perangsang dari luar”.Pendapat lain
disampaikan Sardiman (2007: 30), “belajar merupakan usaha penguasaan
materi ilmu pengetahuan, merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya”.
Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 2) :
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Akan tetapi
tidak semua perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti
belajar.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa belajar itu menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap
dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja. Jadi,
yang dimaksud dari minat belajar belajar adalah aspek psikologi seseorang menampakkan diri dalam beberapa gejala,seperti : gairah, keinginan, perasaan
suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat
belajar belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang
(siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi
dan keaktifan dalam belajar.
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)
merupakan mata pelajaran fokus pada pembentukan pengetahuan dan
sikap terhadap pribadi dan perilaku siswa. Siswa berasal
dari latar belakang kehidupan yang berbeda, baik agama, sosio kultural,
bahasa, usia, dan suku bangsa. Hal ini bertujuan agar warganegara Indonesia
menjadi cerdas, terampil, kreatif, dan inovatif serta mempunyai karakter khas sebagai bangsa Indonesia, dilandasi nilai-nilai Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Arnie
Fajar (2005: 141) bahwa ”Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran fokus pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio
kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil dan berkarakter seperti diamanatkan oleh Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat didefinisikan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memberikan
pengetahuan mengenai hubungan antar warga negara, pemenuhan hak dan kewajiban
warga negara, kesadaran terhadap hukum dan politik sehingga tercipta suasana demokratis.
Tim Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan
Menengah (2006: 12), tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
sebagai berikut:
1) Berfikir secara kritis, rasional,
dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2)
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3)
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4)
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung degan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan peranan media massa
untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA N 1 Pringsewu tahun pelajaran
2011/2012.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini penulis
ingin memaparkan data-data dan menganalisis data secara objektif serta
menggambarkan peranan media massa untuk meningkatkan minat belajar siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA N 1 Pringsewu tahun pelajaran
2011/2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi kelas XI dan XII SMA Negeri 1
Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 500 orang,. sampelnya dapat
dianbil antara 10-15 % atau 20-25 %”. Berdasarkan teori di atas, maka sampel
diambil 10% dari 500 siswa SMA Negeri 1 Pringsewu dan diperoleh sampel 50
siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket,
dokumentasi, dan teknik wawancara. Sebelum angket digunakan
dilakukan uji reliabilitas. Teknik analisa data menggunakan chi kuadrat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyajian data peranan
media massa dan minat belajar siswa setelah daftar tes terkumpul dapat dilihat dalam
tabel
Tabel 12. Distribusi frekuensi hasil angket peranan media massa
No.
|
Kelas Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Kategori
|
1
|
26 - 28
|
11
|
22%
|
Kurang Berperan
|
2
|
29 - 31
|
23
|
46%
|
Cukup Berperan
|
3
|
32 - 34
|
16
|
32%
|
Berperan
|
Jumlah
|
50
|
100 %
|
Sumber: Data analisis hasil sebaran angket tahun 2012
Tabel 16. Distribusi frekuensi Minat Belajar di SMA N 1
Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012
No.
|
Kelas Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Kategori
|
1
|
12 – 15
|
8
|
16%
|
Kurang Berminat
|
2
|
16 – 19
|
35
|
70%
|
Cukup Berminat
|
3
|
20 – 23
|
7
|
14%
|
Berminat
|
Jumlah
|
50
|
100 %
|
Sumber: Data analisis hasil sebaran angket tahun 2012
Setelah hasil angket tentang peranan media massa (variabel
X) dengan dua sub indikator, diperoleh data dengan skor tertinggi adalah 34
dan skor terendah adalah 26, sedangkan kategorinya adalah 3 dari sebaran
angket tentang peranan media massa dengan 12 item pertanyaan.
Berdasarkan hasil pengolahan data tentang peranan media massa (variabel X) di SMA N 1 Pringsewu tahun
pelajaran 2011/2012 adalah dari
50 responden, 11 responden (22%) menyatakan kategori kurang berperan, ini disebabkan karena sebagian dari mereka
guru memegang peranan penuh dalam menyampaikan materi pelajaran.
Kemudian 23 responden (46%) menyatakan kategori cukup berperan. Hal ini
disebabkan karena memang media massa dapat membantu mereka dalam memahami
materi yang sulit dimengerti. Dan selebihnya yaitu 16 responden (32%) menyatakan kategori berperan. Mereka berangggapan bahwa media massa memang
benar berperan dalam memahami materi PKn diberikan guru di sekolah,
selain itu media massa juga memberikan kemudahan bagi meeka dalam mencari atau
menyelesaikan tugas yang guru berikan, baik dari media cetak maupun
elektronik. Berdasarkan hasil perhitungan ini maka Peranan Media Massa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
di SMA Negeri 1 Pringsewu tahun
pelajaran 2011/2012, masuk ke dalam kategori cukup berperan.
Setelah hasil angket tentang minat belajar
(variabel Y) diketahui, diperoleh data dengan skor tertinggi adalah 23 dan
skor terendah adalah 12, sedangkan kategorinya adalah 3 dari sebaran angket
tentang minat belajar dengan 8 item pertanyaan. Berdasarkan hasil pengolahan
data tentang minat belajar (variabel Y) siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SMA N 1 Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012 data yang
diperoleh adalah sebagai berikut: dari 50 responden, 8 responden (16%)
menyatakan kategori kurang berminat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya siswa menganggap penyajian materi dilakukan oleh guru kurang
menarik dan tidak membuat siswa senang, serta siswa menganggap mata pelajaran
PKn membosankan. Kemudian 35 responden (70%) menyatakan kategori cukup
berminat, hal ini diantaranya dapat dilihat dari beberapa siswa yang memiliki
literatur tambahan selain dari LKS disediakan oleh sekolah, dan juga
beberapa materi mereka dapatkan dari browsing dan media cetak, ada juga
siswa bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan
tugas, kemudian guru tersebut memberikan solusi dari pertanyaan siswa. Dan selebihnya yaitu 7 responden (14%) menyatakan kategori berminat.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang menganggap penyajian materi oleh guru menarik memanfaatkan media massa sebagai sumber
belajar dan sebagai media pembelajaran bagi siswa dan membuat siswa senang,
serta mereka menganggap mata pelajaran PKn penting untuk dipelajari karena
dapat menumbuh kembangkan semangat nasionalisme dan patriotisme warga negara.
Dengan hasil
perhitungan ini, maka minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA N 1 Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012, masuk ke dalam kategori cukup berminat, dengan persentase sebesar 70%.
Berdasarkan hasil pengujian peran media massa, diketahui ada pengaruh signifikan antara peranan
media massa untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di SMA N 1 Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012. Ini
dibuktikan dengan hasil perhitungan menggunakan rumus Chi Kuadrat bahwa
x² hitung lebih besar dari x² tabel (x² hitung ≥ x² tabel ), yaitu 15,61 ≥
9,49 pada taraf signifikan 5 % (0,05) dan derajat kebebasan = 4, serta
mempunyai derajat keeratan pengaruh antar variabel dalam kategori berperan
dengan koefisien kontingensi C = 0,48 dan koefisien kontingensi maksimum
= 0,812. Berdasarkan perbandingan antara nilai C
dengan
, maka hasilnya adalah 0,59, yang berada pada
kategori berminat. Sehingga dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui
bahwa terdapat peran media massa untuk meningkatkan minat belajar siswa pada
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA N 1 Pringsewu tahun pelajaran
2011/2012.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis dapat
mengajukan saran sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Khusnul. 2011. Pengaruh
Keterampilan Guru Mengelola Kelas Menurut Persepsi Siswa Terhadap Minat
Belajar Pkn Siswa di SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun 2010/2011.
Universitas Lampung.
Arsyad, Azhar. 2007. Media
Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Cangara, Hafied. 2002. Pengantar
Komunikasi Massa. Raja Grafindo Perkasa
Jakarta.
Depdiknas.
2003. UU No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.Citra Umbara. Bandung
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah. 2006. Perkembangan
PKn Pasca KBK dan Praktik Pembelajarannya. Depdiknas.
Djahiri, Ahmad. 1992. Strategi
Pengajaran Afektif Nilai Moral. Bandung.
Fajar,
Arnie. 2005. Portofolio dalam Pembelajaran
IPS. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Hamalik,
Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran,
Bumi Aksara, Jakarta.
Rohani, Ahmad. 1997. Media
Pembelajaran. Jakarta. CV. Rajawali.
Sardiman . 2007. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Halaman
147
Slameto. 2003. Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.
Jakarta.
Sumadira. 2005. Media Komunikasi.
Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Suratno.
2008. Macam-macam Sumber Belajar ,
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Susanto. 1982. Filter
Komunikasi Media Elektronika. Pustaka Pelajar. Yoyakarta.
Komentar
Posting Komentar