"Saya bilang ke
Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang
terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak
perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi keputusan telah diambil dan para
karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan
gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!"
oleh : Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult.
Bacharuddin Jusuf Habibie.
Sobat semua tentu
masih ingat terhadap pernyataan pak BJ. Habibie tersebut. Dan saya rasa hal
tersebut tidak hanya terjadi pada pak BJ. Habibie saja. Bukan Sebuah rahasia
lagi bahwa negara kita, hampir di setipa lini nya membudayakan hal yang
disampaikan oleh pak Habibie. Sumber daya-sumber daya yang prospektif
dihancurkan, lantas dengan cekatan mengeluarkan tender impor besar-besaran.
Beberapa mega proyek bahkan dengan sengaja diciptakan dan direka-reka yang pada
intinya hanya untuk meraup keuntungan ribadi semata. Bukan rahasia lagi bila
trend tender-tenderan lebih populer ketimbang trend batu akik.
Sungguh ironis
memang....mental para pemangku jabatan seolah tak memiliki harga diri. Berbeda
jauh dengan pandangan orang-orang yang cinta pada negeri ini. Tak salah bila
bila seorang aktivis seperti Soe Hok gie lantas memberikan pernyataan yang
cukup tajam.
Saya memutuskan
bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan
daripada menyerah terhadap kemunafikan (Soe hok gie).
Dari prinsip-prinsip
tersebut saya rasa tidak hanya 1 atau 2 orang saja yang sudah diasingkan, bisa
jadi ratusan bahkan ribuan orang sudah diasingkan hanya karena cinta pada
negeri ini. Jika harus keluar pernyataan yang cukup frontal dan keras, rasa nya
cukup berimbang dengan keadaan tersebut. Sebut saja pernyataan pak Ahok yang
selalu jadi gunjingan seperti dibawah ini.
"Kalau jujur
dan baik kami kasih modal dan Anda bisa berubah nasib, asal mau berusaha. Tapi
kalau hidup Anda mau jual beli lahan milik pemerintah maka Anda bajingan.
Pelanggaran itu jelas bagi saya," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin
13 Mei 2013.
Saya cukup aneh
dengan sikap para pembesar yang seolah tidak suka dengan pernyataan-pernyataan
pedas pak ahok. Jika di analogikan mungkin pak ahok lebih mirip dengan dosen
killer atau guru yang cerewet, lantas tiba-tiba banyak murid yang tidak suka
dan selalu memandang sinis. Kalau kita boleh jujur, apa salah nya sih....
Siapapun orangnya, jika dengan pedas bangsa ini bisa maju "KENAPA
TIDAK".
Bangsa ini butuh
orang yang berani memberantas oknum-oknum pemeras rakyat, bukan orang yang
nggeh wae atau monggo wae yang penting aman, atau orang-orang pengecut yang
membusungkan dada didepan rakyat jelata dan tertunduk takut dihadapan pejabat
korup.
Tak ubah nya seperti
lembaga KPK yang di bully habis-habisan hanya karena ingin menyampaikan
kebenaran. Dan saya sempat melongo bingung dengan sikap para anggota DPR yang
seolah bersuka ria dan berfoto-foto di tengah status tersangka budi gunawan,
dan yang lebih gila nya lagi nieh sob..... menyetujui pula jadi kapolri. Ini
kan aneh.......mbok yo...di investigasi terlebih dahulu sebelum menyetujui. Hal
ini bisa di lihat dari foto dibawah ini sob....happy banget anggota DPR
menyetujui, seperti merayakan ulang tahun.
Akan jadi apa negeri
ini kedepannya, saya pun tak punya gambaran. Yang jelas jika keadaan ini
berlangsung terus menerus, bukan tidak mungkin rakyat kehilangan kepercayaan.
Komentar
Posting Komentar