3 Cara Membangun Motivasi belajar siswa

Motivasi belajar merupakan topik yang selalu hangat dalam dunia pendidikan, dari masa ke masa berbagai perdebatan tentang pendidikan selalu saja terkait dengan hal yang satu ini yaitu motivasi belajar. Berbagai penelitian ternyata menunjukan bahwa prestasi belajar paling mendasar dipengaruhi oleh motivasi seseorang untuk meraih prestasi dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan.

cara membangun motivasi belajar siswa

Tetapi yang menjadi permasalahan adalah motivasi belajar terkait dengan hati, motivasi belajar terkait dengan cita-cita, dan rasanya begitu abstrak untuk di nilai. Tak salah bila sebagian pendidik mengalami kesulitan dalam memotivasi para siswanya dalam hal pelajaran, bahkan kejadian yang paling sering terjadi adalah proses memotivasi lebih mirip menjadi  acara belajar biasa yang mungkin bisa dibilang terlalu konvensional dan tidak sesuai dengan keadaan zaman sekarang.

Hal ini bisa dilihat dari teori di bawah ini
Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah adalah memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman. (Djmarah dan zain, 2002 : 168).

Saat saya mempelajari teori diatas, tersemat rasa protes yang cukup besar. Memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman. Bukan kah hal tersebut memang bagian dari proses belajar????apakah tidak ada lagi cara lainnya?????

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan saya tersebut, akhirnya saya berusaha mencari beberapa teori yang memang merupakan dasar dari motivasi.

Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005: 55).

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. (Sardiman, 1996: 90).

Mengingat saya adalah seorang guru, Berdasarkan dua teori tersebut saya mencoba fokus terhadap motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Teori diatas menjelaskan bahwa proses pemberian motivasi bisa dilakukan dari luar yaitu dengan cara memberikan  stimulasi -stimulasi yang memang bisa membangkitkan dorongan dalam diri seseorang.
Dan sampailah saya pada kesimpulan akhir bahwa kita bisa memotivasi siswa dengan cara-cara yang memang sesuai dengan zamannya sehingga proses memotivasi siswa bisa memberikan hasil yang optimal bagi pembelajaran.

  1. Adopsi gaya Motivator
Tentu kita semua kenal Mario teguh, Renald kasali dan tokoh-tokoh motivator lainnya. Apa yang mereka sampaikan meskipun tidak jauh berbeda seperti ceramah tetapi mereka menyita perhatian ribuan orang yang ada dihadapan mereka. Saat mereka menyampaikan hal-hal yang serius, para audiens benar-benar bisa dibawa ke suasana serius, saat mereka menyampaikan joke-joke lucu para audiens bisa terpingkal-pingkal tertawa lepas, dan saat audiens pulang mereka seolah membawa oleh-oleh yang begitu bermakna dan siap untuk melakukan perubahan. Bayangkan jika semua guru di indonesia bisa melakukan hal tersebut, juta-an siswa indonesia bakal melakukan perubahan dan termotivasi untuk belajar lebih giat. 

  1. Menggunakan social media
Jika sebelumnya teknologi tidak secanggih sekarang saya rasa memotivasi siswa hanya dengan ceramah, sah-sah saja. Tetapi jika hal tersebut masih dilakukan hingga sekarang, rasanya keterlaluan. Facebook sudah ada, fasilitas blog sudah gratis dan setiap hari para siswa meng-akses youtube. Artinya kita bisa menggunakan fasilitas social media untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Dan tak bisa dipungkiri para siswa lebih dekat dengan social media ketimbang dengan buku, jadi tak salah jika kita juga melakukan pendekatan teknologi dalam hal meningkatkan motivasi belajar siswa. Kita bisa meng-update status-status (facebook)  himbauan untuk giat belajar, kita bisa menulis berbagai kisah orang sukses di blog atau share video-video pendidikan di youtube, atau mungkin tips-tips belajar yang baik.

  1. Menggunakan teknologi
Jika banyak group bisa terbentuk di BBM hanya untuk ngerumpi kenapa kita tidak melakukannya untuk proses diskusi biologi, jika banyak komentar-komentar di facebook hanya untuk mengomentari curhatan seseorang mengapa kita tidak merubahnya dengan tema konseling yang bisa berdampak positif bagi psikologi para siswa. Artinya jelas bahwa selama ini teknologi sama sekali belum tersentuh untuk hal-hal yang terkait dengan para siswa. Kalaupun ada website sekolah itupun sepi  pengunjung dan miskin artikel, lah wong guru nya aja gak pernah lihat website sekolah apalagi muridnya. Bahkan tidak sedikit website sekolah yang tidak di update hingga bertahun-tahun dan terkesan hanya pajangan saja.

Tiga hal tersebut jika memang bisa optimal, saya rasa bisa membangkitkan motivasi belajar siswa yang selama ini terpendam. Dan tak bisa dipungkiri, bahwa metode ceramah dengan gaya kuno sudah tidak  layak pakai.

Komentar