- Meningkatkan motivasi belajar
- Membangun learning community
- Membangun daya saing
- Membangun sportivitas
- Long term memory
Kompetisi adalah aktivitas atau kegiatan
untuk bersaing atau saling beradu kemampuan dengan tujuan untuk mendapatkan
kemenangan.
Pengertian kompetisi menurut para ahli
Menurut Deaux,
Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan
dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok
memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward
dalam suatu situasi.
Menurut Chaplin
(1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu,
atau antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama.
Sedangkan dalam
dunia biologi Kompetisi dapat di artikan sebagai persaingan antara dua
organisme atau lebih untuk mendapatkan kebutuhan hidup mereka. Berdasarkan
kebutuhan tersebut kompetisi dibagi menjadi:
(1) Kompetisi
teritorial yaitu kompetisi untuk memperebutkan wilayah atau teritori tempat
tinggal organisme, hal ini berkaitan dengan kompetisi selanjutnya.
(2) Kompetisi
makanan yaitu kompetisi untuk memperebutkan mangsa atau makanan dari
wilayah-wilayah buruan.
Kompetisi juga
dapat dibagi menjadi:
(1) kompetisi
internal adalah kompetisi pada organisme dalam satu spesies dan
(2) kompetisi
eksternal adalah kompetisi pada organisme yang berbeda spesiesnya. Kompetisi
dapat berakibat positif atau negatif bagi salah satu pihak organisme atau
bahkan berakibat negatif bagi keduanya. Kompetisi tidak selalu salah dan
diperlukan dalam ekosistem, untuk menunjang daya dukung lingkungan dengan
mengurangi ledakan populasi hewan yang berkompetisi.
Jika kita bicara
tentang kompetisi tentu disekolah pun kita perlu melakukan kompetisi-kompetisi
tertentu dengan tujuan yang beraneka ragam. Dengan tujuan yang beragam
tersebut tentu jenis kompetisi yang dilakukan menjadi beragam pula. Tapi kali
ini kita tidak akan membahas hal tersebut. Kita akan fokus membahas manfaat
kompetisi itu sendiri bagi para siswa.
Jika di era
kurikulum KTSP dan era kurikulum 2013 titik tekan dunia pendidikan fokus pada
pendidikan karakter beserta penilaiannya. Saya berharap ada era dimana
kurikulum fokus pada kompetisi sekolah seperti era kejayaan pak Harto. Pada
faktanya banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dari kompetisi sekolah,
seperti dibawah ini.
Bagi sobat-sobat
yang merasakan era pak Harto tentu merasakan era dimana hampir setiap sore
selalu ada acara lomba cerdas cermat di TVRI. Dan Hal ini menjadi trend ketika
itu yang di ikuti hampir seluruh sekolah di indonesia. Trend lomba cermat
inipun tak hanya booming di sekolah-sekolah tetapi juga booming bagi anak-anak
SD di pojok-pojok area kampung. Meraka
bermain ala ala cerdas cermat menguji kemampuan mereka dengan teman sebayanya.
Secara tidak langsung trend tersebut ternyata mendongkrak motivasi belajar
siswa. Sehingga pada saat itu buku RPUL (Rangkuman pengetahuan umum) dan buku
RPAL (Rangkuman pengetahuan alam) selalu menjadi pegangan saat ingin bermain
di pojok kampung. Artinya jelas bahwa Kompetisi-kompetisi sekolah memang
senjata ampuh untuk meningkatkan motivasi belajar.
Melalui berbagai
kompetisi beregu secara otomatis learning communiy menjadi terbentuk. Tanpa
harus dipaksa-paksa untuk disuruh belajar bersama a, mereka pasti belajar
secara berkelompok. Belum lagi dorongan untuk mencapai kemenangan akan
mendorong anggota lainnya untuk mengajari teman se regu lainnya dan inilah
yang disebut learning community.
Kualitas hanya bisa
terbentuk dengan adanya daya saing. Berbagai kompetisi yang dilakukan di
sekolah yang sejatinya adalah persaingan tentu akan membentuk kualitas. Dan
inilah yang memang kita harapkan.
Siap menang berarti
juga harus siap kalah, kekalahan dalam kompetisi ternyata bisa membangun spotivitas pada
invidu. Sportivitas tak bisa diajarkan
hanya lewat teori-teori saja. Dan untuk mengajarkan sportivitas saya rasa
satu-satu nya jalan adalah memberikan mereka kesempatan untuk merasakan ikut
dalam dinamika kompetisi.
Pernah dengar teori
long term memory (bahasa kasarnya ngelotok di otak) ???yaitu teori ingatan
jangka panjang. Seorang siswa akan mengingat pelajaran dalam cakupan long term
memori hanya jika mereka merasakan pengalaman yang bermakna. Apakah belajar
didalam kelas dengan metode itu-itu saja bisa membentuk pengalaman
bermakna???saya rasa tidak. Berdasarkan beberapa penelitian, pengalaman
bermakna yang mereka dapat justru kebanyakan berasal dari aktivitas organisasi
ektrakurikuler yang mereka ikuti. Seperti berkemah, hiking, LDK dan
sebagainya. Sedangkan sebagian lagi menyatakan mereka masih mengingat tentang
aneka lomba dan prestasi, yang mereka dapatkan disaat mereka masih kecil.
Artinya jelas bahwa
pengalaman bermakna bisa didapat dari berbagai aktivitas yang memang
melibatkan aktivitas fisik dan dinamika emosional yang mereka rasakan, dan
salah satu aktivitas tersebut adalah kompetisi sekolah.
Komentar
Posting Komentar