Masih ingat saat dulu sekolah sob???Matematika Rasanya lebih mengerikan daripada film horor. Mungkin hal itulah yang di rasakan dengan anak-anak kita saat ini. Berdasarkan hal tersebut lah lantas penulis mencoba untuk share faktor-faktor yang menyebabkan gagalnya seorang anak mempelajari matematika, dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka kita bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin bakal di alami oleh anak-anak kita.
1. Kemampuan yang saling terikat
Dari sekian banyak mata pelajaran, Matematika bisa dibilang merupakan mata pelajaran yang antara materi satu dengan materi lainnya saling terikat. sebut saja kemampuan penjumlahan, seorang anak harus mampu menghitung terlebih dahulu sebelum masuk ke materi penjumlahan. jika tidak, maka anak tersebut akan sulit untuk mempelajarnya. semakin tinggi materi yang akan di pelajari maka akan semakin banyak pra syarat yang harus di penuhi. kegagalan yang banyak terjadi adalah para siswa tidak benar-benar menguasai konsep tetapi terus saja naik untuk mempelajari materi yang lebih tinggi. wajar saja jika semakin naik maka akan semakin terasa sulit.
2. Berlatih
Seperti sebuah pepatah "ala bisa karena biasa", begitupula matematika. meskipun seorang anak sudah paham tentang materi matematika (konsep matematika) tetapi jika tidak dilatih secara terus menerus maka kemampuan tersebut akan hilang dengan sendirinya (alias lupa). Terlebih lagi dengan karakter matematika yang memang menuntut kecermatan ekstra tinggi, sehingga untuk menjawab soal-soal matematika memang dibutuhkan ketelitian yang tinggi pula dan hal tersebut hanya bisa didapat melalui latihan yang terus menerus. kegagalan yang sering terjadi adalah setelah seorang anak menguasai konsep nya, pembelajaran pun stop sampai disitu tanpa dilatih dan di asah. jika hal ini terjadi terus-menerus, maka setiap materi yang sudah dikuasai akan hilang begitu saja.
3. Matematika itu tidak sulit
Dari sisi psikologi paradigma seorang anak yang di tekan oleh rasa takut akan membuat pembelajaran menjadi kurang optimal. Dan tanpa disadari, kadang-kadang kita menciptakan hal tersebut bagi anak-anak kita sendiri. "ayo belajar, matematika itu kan sulit. Nanti kamu tidak naik kelas" pernyataan ini nieh sobbb... yang paling sering di lontarkan orang tua maupun guru. Secara tidak langsung, ternyata pernyataan tersebut tertanam di dalam memori anak-anak bahwa matematika itu sulit. Dalam dunia hipnotis mungkin hal ini bisa disebut sebagai sugesti. Bayangkan sob...apa yang akan terjadi jika anak-anak sudah ter sugesti hal tersebut, maka materi matematika paling mudah pun akan terasa sulit.
4. Tidak percaya diri
Saya rasa hal ini hampir terjadi pada sebagian besar anak yang belajar
matematika yaitu rasa tidak percaya diri pada kemampuan sendiri. Sering
kan...lihat anak yang mengerjakan soal latihan tetapi tengok kanan dan
kiri, kadang kadang ingin menulis angka jawaban yang sudah pasti pun
masih harus bertanya terlebih dahulu "jawabannya 20 kan bu" caranya
betul gak sih begini??? nah itu bukti bahwa anak tersebut tidak percaya
diri. Termasuk aktivitas mencontek juga berawal dari rasa tidak percaya
diri. Cara yang terbaik adalah dengan menghargai apapun hasil belajar
anak, meskipun nilainya kecil kita juga harus menghargainya, berilah
mereka kesempatan untuk memperbaiki nilai kecil tersebut bila perlu
suruh mereka untuk mengevaluasi sendiri nilai yang mereka dapat. Dengan
begitu maka kepercayaan diri mereka akan tumbuh secara alami. berapa pun
peningkatan yang mereka raih berilah pujian sebagai penghargaan atas
usaha yang mereka lakukan.
5. Kebiasaan belajar yang salah
Kebiasaan belajar yang salah akan membuat belajar matematika tidak optimal. Salah satunya adalah jadwal belajar, pilihlah jam-jam tertentu yang memang kondisi otak masih dalam keadaan fresh yaitu pagi hari atau sore hari. Tempat belajar juga berpengaruh loh sob........kondisi tempat yang sejuk, luas dan nyaman membuat daya serap otak meningkat sob. Selain itu berdasarkan beberapa penelitian ternyata memutar lagu juga mempengaruhi proses pembelajaran.
6. Belajar sendiri
Sebagai manusia kita tidak ditakdirkan untuk melakukan sesuatu secara sendirian. Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan orang lain, begitu pula dengan belajar matematika. Dengan membentuk community learning, belajar matematika akan semakin menyenangkan, kita bisa meminta bantuan teman untuk soal-soal yang sulit atau bahkan sebaliknya yaitu dengan berbagi ilmu. Tehnik ini lazim disebut sebagai pembelajaran tutor sebaya. kesalahan yang banyak terjadi adalah pada proses belajar matematika dilakukan dengan sendirian, saat ada materi yang sulit untuk dipahami maka proses pembelajaran pun menjadi berhenti dan akhirnya mandek berbulan-bulan.
7. Keep enjoy
Hidup ini indah sob...so di bawa enjoy aja. Apapun bentuknya bila seseorang anak sudah senang dan enjoy dengan matematika maka tanpa disuruh pun mereka akan belajar sendiri.
8. Tidak bakat
Bila segala upaya sudah dilakukan lantas belajar
matematika masih terasa sulit. Bisa jadi anak kita memang bukan bakatnya
matematika. Apalagi jika anak tersebut lebih suka pada pelajaran seni
atau olahraga. kesalahan yang banyak terjadi para orang tua tidak
mengamati secara cermat bakat dan minat sang anak. Sebagai orang tua,
kita juga mesti legowo jika anak kita mendapat nilai kecil pada mata
pelajaran matematika. Jika semua orang pintar matematika, tentu tak ada
yang jadi pelukis atau atlet olahraga.
Komentar
Posting Komentar