Saya pernah berpikir
mengapa orang-orang sukses dan memiliki nama besar sebagian besar adalah
orang-orang yang berasal dari desa. Apakah memang ada pengaruh tertentu bagi
orang-orang yang tinggal di desa terutama yang terkait dengan pendidikan di pedesaan.
Dan tentu kita semua
tahu bahwa tokoh-tokoh besar di indonesia berasal dari desa. Sebut saja pak
harto, soekarno, dan juga tokoh-tokoh nasional lainnya. Salah satu nya adalah
pak dahlan iskan,Pada saat kecil Dahlan Iskan Ketika sekolah ia tidak mempunyai
sepatu. Saat itu jarak antara rumah dan sekolahnya puluhan kilometer, sehingga
ia dan saudaranya menempuhnya dengan berjalan kaki dengan merasakan lecet di
telapak kaki karena tak bersepatu. Sehingga ia menyimpan keinginan besar
(menurutnya saat itu) yaitu bisa memiliki sepeda dan sepatu (cerita ini bisa
anda baca di buku “Sepatu Dahlan”). Sepulang sekolah, Dahlan kecil tak lantas
bermain-main. Ia harus bekerja membantu orang tuanya seperti menyabit rumput,
menjadi kuli seset di kebun tebu, menggembala kambing dan lainnya. Namun hal
ini tak lantas membuat Dahlan kecil kehilangan keceriaannya. Ia tetaplah
menjadi anak kecil yang periang dan sesekali nakal.
Yang cukup terkenal
adalah Yonatan Mailoa, siswa kelas 3 SMA Penabur BPK (IQ 153) yang pada bulan
Juni 2006, merebut Medali Emas Fisika Dunia, setelah memenangkan kompetisi yang
diikuti oleh 356 peserta dari 85 Negara. Mailoa sekarang melanjutkan kuliah di
MIT – Massachusets Institute Of Technology, A.S. Dan tahu gak sob, bahwa
yonatan mailoa ini berasal dari papua?????
Berdasarkan hal
tersebut, saya mengidentifikasi kehidupan di desa yang memang memberikan
kontribusi positif bagi pendidikan atau prestasi seseorang.
Nuansa kehidupan di
desa
Nuansa dan suasana
yang ada di desa memang jauh berbeda dengan yang ada di daerah perkota-an.
Ketika malam tiba, suara hewan-hewan malam di tambah dengan gemercik air dari
sungai kecil memberikan nuansa pedesaan yang tidak dapat diperoleh jika kita
tinggal di kota-kota besar. Gemerlap bintang-bintang menghiasi langit dengan
ketenangan yang bikin hati dan pikiran adem. Saat matahari mulai terbit, udara
segar benar-benar menyelimuti tubuh kita. Ditambah dengan berkas sinar mentari
yang menyentuh tubuh terasa hangat yang membuat jiwa menjadi tenang.
Suasana seperti
itulah yang pada faktanya memang mendorong percepatan pendidikan. Anak-anak
sekolah dengan udara yang bersih tanpa polusi kendaraan, suasana yang fresh
mendorong seseorang dalam keadaan siap untuk belajar. Keadaan desa yang tenang
membuat fase-demi fase pembelajaran berlangsung dengan lancar.
Tanggung jawab
Berbeda dengan
anak-anak metropolitan yang serba gaul. Sedari kecil anak-anak didesa terbiasa
memegang tanggung jawab yang besar. Selepas pulang sekolah mereka harus
mengembala kambing, bekerja di sawah atau mengantarkan bekal untuk orang tua
mereka. Anak-anak desa terbiasa berjalan kaki saat pergi ke sekolah itupun
dengan peralatan dan perlengkapan sekolah yang se adanya. artinya jelas bahwa
dari sisi psikologi anak-anak didesa memiliki kesadaran yang lebih tinggi
tetang arti tanggung jawab. Tingkat kedewasaan mereka juga lebih tinggi, dan
dalam dunia pendidikan hal ini lah yang diperlukan agar proses pembelajaran
bisa berlangsung lebih cepat.
ketekunan
Penghargaan
orang-orang didesa begitu besar terhadap sesuatu hal. Sebut saja soal pakaian,
mereka begitu rajin dan tekun merawat pakaian yang mereka miliki, mereka
mencuci sendiri, mereka menyetrika sendiri bahkan mereka menyayangi pakaian
mereka seperti menyayangi diri sendiri . Sangat jauh berbeda dengan anak-anak
kota yang peduli hanya saat trend nya saja, jika trend sudah lewat ya sudah
dibuang saja.
Aktivitas
mengedepankan keluarga
Para anak-anak dan
remaja di desa tahu betul arti keluarga. Bagi mereka, keluarga adalah nomor 1
sedangkan teman-teman adalah nomor 2. bagi remaja-remaja didesa pendidikan
dalam keluarga lebih penting dari segalanya. sedari kecil mereka di didik
tentang berbagai falsafah kehidupan hingga tata cara bersikap yang baik. Jika
masyarakat kota sibuk dengan table manner ala eropa (tata cara makan), orang
jawa tidak perlu lagi sibuk dengan hal tersebut karena table manner ala jawa
sudah diajarkan secara turun temurun. Dalam artian bahwa orang-orang di desa
tidak mudah terkontaminasi oleh pengaruh-pengaruh dari teman. Sangat jauh
berbeda dengan orang-orang kota yang lebih dekat dengan temannya ketimbang
dengan keluarganya.
Kesederhanaan
membentuk karakter
Kehidupan di desa
yang sederhana dan apa adanya ternyata berpengaruh besar terhadap pembentukan
karakter seseorang. Kesederhanaan membentuk sikap tanggung jawab dan sikap
saling menghargai. Falsafah "yang
tua di hormati yang muda di hargai"
benar-benar berfungsi sebagai pemersatu sekaligus program anti tawuran.
Dan mungkin masih
banyak lagi yang lainnya. Silahkan menambahkan di kolom komentar.
Komentar
Posting Komentar