Rasa percaya diri merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran terutama bagi anak usia dini. Pendidikan bagi anak usia dini umur 4-5 tahun sangat rentan terhadap proses pembentukan diri si anak itu sendiri. Anak usia 4-5 tahun merupakan penentu kebiasaan-kebiasaan di masa depan. jika anak-anak dimasa tersebut terganggu cara belajar nya, sudah bisa dipastikan kedepannya proses pembelajaran yang mereka alami juga akan terganggu.
Salah satu permasalahan yang paling sering kita temui adalah kurang nya rasa percaya diri pada seorang anak. Hal ini bisa kita lihat dari perilaku sang anak.
1. Suka melihat hasil pekerjaan temannya
Coba deh sobat perhatiin, biasanya saat diberi tugas, ada saja anak-anak yang tengok kanan kiri melihat hasil pekerjaan teman lainnya. Walaupun si anak diberi tugas yang sama dengan waktu yang bersamaan pula, tetap saja si anak tengok kanan tengok kiri. Bahkan disaat diberi tugas untuk menggambar pun, sang anak masih saja berusaha untuk melihat temannya. Jika hal ini terjadi bisa jadi sang anak kurang percaya diri dalam melakukan tugasnya. Jika dibiarkan, maka hal ini akan berlanjut terus-menerus hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga tidak salah, jika banyak siswa yang duduk dibangku SMP atau SMA masih saja berusaha mencontek meskipun dia tahu temannya tidak lebih pintar dari dirinya.
2. Selalu bertanya dengan nada tidak yakin
misalnya seorang anak diberi tugas untuk menghitung 2+5. Setelah si anak mendapatkan jawabannya, dia akan bertanya kembali pada sang guru atau pada orang tuanya. "jawabannya 7 ya bu". jika intensitas pertanyaan itu terlalu sering dilontarkan, atau bahkan dia pun sudah tau jawabannya tetapi ragu. Maka bisa jadi si anak juga kurang percaya diri dalam proses belajar.
3. Terlalu lama dalam menjawab
Terlalu lama dalam menjawab pertanyaan mengindikasikan dua hal yaitu ragu-ragu atau tidak tahu. Ragu-ragu inilah yang bisa berkembang ke arah rasa percaya diri yang rendah.
4. Takut salah
Jika sang anak sering berargumen atau sering menyatakan bahwa sesungguhnya dia tahu jawabannya tetapi takut salah, bisa jadi sang anak juga kurang memiliki rasa percaya diri.
Yang menjadi pertanyaan adalah"sepenting apa sih percaya diri bagi proses belajar".
Rasa percaya diri bagi proses pembelajaran merupakan hal yang amat penting. Hanya karena ketakutan yang tidak beralasan lantas seorang anak terbiasa menjadi tidak percaya diri. Maka bisa dipastikan kedepannya sang anak tak bisa mengembangkan kemampuannya.
kemampuan yang mumpuni hanya bisa didapat lewat proses latihan yang terus-menerus. Dengan begitu diharapkan sang anak mampu mempelajari kesalahan-kesalahan yang mereka buat sendiri untuk kemudian diperbaiki. Saya rasa kita semua setuju " lebih baik mendapat nilai kecil hari ini, cari tahu kesalahan dan akhirnya menguasai konsep" ketimbang "nilai besar, tapi buta konsep karena hasil mencontek".
Membangun rasa percaya diri dalam belajar
1. Fokus pada proses bukan pada hasil
Kadang kala kita lupa bahwa yang terpenting itu bukan hasilnya tetapi prosesnya. Semakin banyak proses yang kita lalui maka akan semakin mahir. layaknya sebuah pepatah "practise makes perfect"
2. Singkirkan rasa takut
Dalam proses belajar tidak boleh ada rasa takut, takut dimarah, takut nilai kecil, takut tidak naik kelas atau takut yang lainnya. Seseorang yang dihantui rasa takut yang besar maka akan mengambil jalan apapun sebagai solusinya. ya. termasuk mencontek salah satunya. Jika mencontek sudah menjadi suatu kebiasaan ya itu sama saja dengan membuat bodoh dirinya sendiri. Belajar lah untuk berani menghadapi berbagai masalah, dan menyelesaikannya dengan baik.
3. No quality no business
Tanpa kualitas jangan harap anda bisa mendapatkan sesuatu. Begitu pula dengan belajar, kualitas akan menambah rasa percaya diri. Kualitas yang dimaksud disini adalah kualitas dalam ruang lingkup belajar. seperti guru yang berkualitas, media belajar berkualitas, buku-buku yang berkualitas dan lain sebagainya. Kita bisa saja bilang bahwa kemauan itu nomor satu, tapi tak bisa dipungkiri bahwa kualitas itu lebih berpengaruh.
4. Kembangkan kemampuan sesuai bakat
Bayangkan jika seseorang yang hobi melukis lantas dipaksa untuk mempelajari matematika dan biologi. Siapapun orang nya tentu menjadi tidak percaya diri jika dihadapkan pada sesuatu yang sama sekali ia tidak tahu. Bukankah lebih baik, jika dia fokus melukis dan membangun bakatnya tersebut.
Komentar
Posting Komentar