Kisah keteguhan nabi yusuf dari godaan zulaikha

Setelah dibuang disumur dan dijual di pasar budak nabi yusuf as kemudian menetap di rumah seorang pria pejabat di mesir. Hari demi hari pun berlalu. Nabi Yusuf as pun semakin tumbuh menjadi pria terbaik.  Nabi Yusus as oleh Allah diberi kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah dan ia diberi banyak pengetahuan tentang kehidupan dan peristiwa - peristiwanya. Nabi yusuf as juga diberi kemampuan dapat menarik simpati orang yang berdialog dengannya. Pejabat tersebut mengetahui bahwa Nabi Yusuf memiliki kejujuran, kemuliaan, dan keteguhan lebih dari siapapun selama hidupnya. 

kisah nabi yusuf dan zulaikha

Sementara itu, Zulaikha atau isteri  Al-Azis selalu mengawasi gerak-gerik Nabi Yusuf as. Ia duduk disampingnya dan berbincang-bincang bersama nabi yusuf as. Ia melihat kejernihan mata Nabi Yusuf as. Lalu ia bertanya kepadanya dan mendengarkan jawaban dan Nabi Yusuf as. Akhirnya, kekagumannya semakin bertambah pula pada Nabi Yusuf as.

Sebenarnya Al Qur an tidak menyebutkan sedikit pun tentang berapa usia wanita itu dan berapa usia nabi Yusuf ketika itu. Kita dapat mengamati hal itu hanya dengan perkiraannya saja.

Zulaikha jatuh cinta pada Nabi Yusuf as
Zulaikah sang isteri Al Azis lambat laun semakin mencintai Nabi Yusuf as. Ia merayunya secara  terang terangan. Meskipun telah dirayu oleh seorang wanita , tetapi ke imanan Nabi Yusuf as masih teguh. Sang wanita itu bosan karena sikap cuek Nabi Yusuf yang seolah tidak peduli terhadapnya. Tetapi si istri al aziz tersebut berpikir bahwa sikap Nabi Yusuf tersebut pura pura saja. Kemudian Ia pun mengubah cara nya bukan lagi dengan bahasa isyarat, namun dengan rayuan yang lebih terang terangan. Wanita itu menutup semua pintu dan melupakan rasa malunya, kemudian ia mengunggapkan rasa cintanya Nabi Yusuf as.

Nabi Yusuf as merupakan salah satu hamba pilihan Allah. Godaan dari wanita itu merupakan godaan yang cukup berat, namun beliau mampu untuk melawannya, karena jiwanya tidak cenderung pada nafsunya.  jiwanya dibimbing dan ditenangkan karena ketakwaannya. Apalagi Nabi Yusuf as adalah salah seorang putera Nabi Ya’qub as, seorang Nabi, Putera dari Ibharim, yang merupakan bapak para Nabi dan kekasih Allah SWT.

Terjadilan penolakan antara mereka berdua. Percakapan telah berubah dari bahasa lisan menuju bahasa tangan. Zulaikha  mengulurkan tangannya kepada Yusuf dan berusaha untuk merayunya. Nabi Yusus as berbalik arah kemudian berlari menuju ke pintu.

Lalu wanita itu menarik-narik pakaiannya nabi yusuf as. Keduanya sampai ke pintu. Namun tiba tiba pintu itu terbuka, suaminya dan salah satu kerabatnya ada di depan pintu yang terbuka itu.

Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha 
Setelah melihat suaminya berada tepat di hadapannya, ia segera berdalih dengan melontarkan tuduhan kepada Nabi Yusuf as, seperti yang diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :
 “Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata : “apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih” (Qs : 12 : 25)

Wanita itu menuduh Nabi Yusuf as telah merayunya. Nabi Yusuf as memandangi wanita itu dengan kepolosan dan kesabaran.  Sebenarnya Nabi Yusuf as berusaha menyembunyikan rahasia wanita itu namun ketika ia mulai menuduh Nabi Yusuf as terpaksa membela diri.
Yusuf berkata : “Dia lah yang menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)” dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksian : “Jika baju gamis koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusata. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itu yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar” (Qs 12 : 26 – 27)

“Pelankanlah suara kalian berdua. Sesungguhnya di rumah ini terdapat banyak budak dan pembantu. Ini adalah masalah khusus”. Kepala menteri itu adalah seorang tua yang tenang dan tidak gampang emosi. Kemudian kepala menteri itu duduk dan mulai mengusut kejadian itu. Ia bertanya kepada isterinya dan juga bertanya kepada Yusuf.

Ketika sang suami memastikan penghianatan isterinya, ia tampak begitu tenang dan tidak menunjukkan emosi berlebihan seperti kebanyakan orang, bahkan ia tidak sampai berteriak dan tidak marah. Jabatan menteri mesir yang disandangnya memaksa untuk bersikap penuh ketenangan dan kelembutan ketika menghadapi suatu persoalan.

Kemudian ia menoleh pada Nabi Yusuf as,  “(hai) Yusuf : “Berpalinglah dari masalah ini, dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah”

Setelah pernyataan yang pertama dan nasihat yang terakhir, si suami mengakhiri masalah tersebut, lalu Nabi Yusuf as pun pergi. Tuan rumah itu tidak meminta perincian peristiwa yang terjadi antara iserinya dan nabi yusuf as.

Kisah para wanita terpotong tangannya ketika melihat nabi yusuf as
Masalah mengenai isteri menteri terhadap nabi Yusuf as ternyata tidak bisa ditutupi. Meskipun terjadi di kalangan masyarakat yang terpandang tidak dapat begitu saja ditutup. Sehingga masalah yang niatnya tidak untuk diketahui orang banyak itu tersebar ke mana-mana dan menjadi pembicaraan umum. Peristiwa itu tersebar dari satu istana ke istana penguasa pada saat itu.

Kemudian para wanita yang tinggal di istana itu mulai ramai-ramai menjadikan bahan pembicaraan. Tidak terasa kejadian itupun tersebar ke seluruh penjuru kota.
Sehingga pada akhirnya berita tersebut pindah dari satu mulu ke mulut lainnya, dari satu rumah ke rumah lainnya sehingga sampailah berita yang memalukan itu sampai di telinga isteri Al Azis.

Ia pun lantas merencanakan suatu jamuan yang pada intinya untuk menunjukan kepada para wanita tentang ketampanan nabi yusuf as. Kemudian ia menetapkan sesuatu dan memerintahkan untuk mendatagkan para juru masak. Para juru masak pun datang ke istana. Ia memberitahu kepada mereka bahwa ia akan menyiapakan suatu jamuan besar di istana. Ia telah menentukan berbagai macam hidangan dan minuman. Kemudian ia memerintahkan agar meletakkan pisau- pisau yang tajam di sebelah buah apel yang dihidangkan.

Isteri menteri itu mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar Nabi Yusuf as masuk ke dalam ruangan itu. Nabi Yusuf yang dipanggil oleh majikannya pun datang masuk ke dalam ruangan.  Para tamu atau kaum wanita saat itu masih mengupas buah, dan belum lama Nabi Yusuf as memasuki ruangan itu sehingga terjadilah rencana oleh isteri menteri. Tamu-tamu wanita itu tiba tiba terpana. Sungguh mereka tercengang ketika menyaksikan wajah yang bercahaya yang menampilkan ketampanan luar biasa, ketampanan malaikat. Di saat yang sama mata terus tertuju hanya pada Nabi Yusuf as, mereka pun tidak ada yang melihat buah yang sedang mereka potong, sehingga wanita wanita itu justru memotong tangannya sendiri namun mereka tidak merasakan bahwa tangan mereka terpotong. Kehadiran Nabi Yusuf as sungguh sangat mengagumkan, sampai tidak merasakan sakit dan keluar darah ketika tangan mereka terpotong.

Kemudian tiba tiba isteri menteri itu berdiri dan berkata : “Inilah dia orang yang menaklukkan aku karena daya tariknya. Memang tidak aku pungkiri bahwa aku pernah merayunya dan menggodanya untuk diirku. Di hadapan kalian ada handuk putih untuk membalut luka. Sungguh kalian telah dikuasai oleh Yusuf, maka lihatlah apa yang terjadinya pada tangan-tangan kalian” Kemudian pandangan para wanita itu tertuju ke arah jari jari mereka yang terpotong oleh pisau namun tidak merasakan.

Nabi Yusuf melihat ke arah bawah (tanah) atau mengarahkan pandangannya ke depan tanpa ada maksud tertentu, tetapi ketika disebut ada darah yang keluar dari sekitar tempat jamuan itu, maka ia pun melihat ke arah tempat jamuan itu. Nabi Yusuf as dikejutkan dengan adanya darah yang mengalir di sekitar buah apel yang keluar dari jari-jari wanita itu. Nabi Yusuf as pun segera mendatangkan perban dan air seperti biasa yang dilakukan pemuda yang bekerja di istana.

Isteri menteri berkata saat Nabi Yusuf as membalut luka yang diderita oleh para wanita : “Sungguh aku telah menggodanya namun ia mampu menahan dirinya. Jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina”
 Yusuf berdiri di tengah-tengah ujian yang berat ini dengan penuh keheranan :  “Yusuf berkata : “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh” (Qs : 12 : 33)

Ia berdoa kepada Allah agar memalingkan tipu daya mereka darinya. Allah mengambulkan doanya. Kemudian jari-jari wanita yang terputus mulai merasakan kesakitan, dan Nabi Yusuf meninggalkan ruang makanan itu. Setiap wanita sibuk membalut lukanya dan mereka berfikir tentang alasan apa yang akan mereka sampaikan ketika ditanya oleh suami mereka mengenai luka pada tangan mereka?


Selanjutnya para wanita mulai membicarakan Nabi Yusuf as, tentang kewibawaannya dan kemuliannya. Mereka mulai bercerita bagaimana mereka dengan tanpa sengaja memotong tangan mereka sendiri ketika melihat Nabi Yusuf. Selanjutnya berita heboh itupun mulai tersebar dari kalangan atas ke kalangan bahwa. Semakin banyak manusia yang mulai membicarakan sosok pemuda menolak keinginan isteri seorang ketua menteri dan isteri-isteri dari para menteri memotong tangan mereka karena terlalu terpesona oleh ketampanan Yusuf. Andai saja berita itu hanya diketahui oleh kalangan terbatas tentunya tidak banyak orang memperhatikan berita itu. Namun berita itu telah menyebar dari kalangan atas sampai kalangan bawah. Sehingga membuat penguasa merasa cemas. Pada akhirnya menyebabkan nabi yusuf dimasukkan penjara.

Komentar